Majlis Badar Jalali Menyelenggarakan Santunan Kepada Anak Yatim Piatu, Bersama Polda Banten Di Cilegon, Jumat (17/10/2025).
CILEGON - Pembina Majlis Badar Jalali, KH Syehu Nur Bagus Jaya, mendukung penuh program Makanan Bergizi Gratis (MBG) dan berbagai program strategis lainnya yang tengah digulirkan oleh pemerintah pusat.
Hal itu disampaikan KH Syehu usai menyelenggarakan santunan kepada anak yatim piatu bersama jajaran Polda Banten di Cilegon, Jumat (17/10/2025).
Namun begitu, KH Syehu menekankan pentingnya evaluasi terhadap sistem pengelolaan dapur agar pelaksanaannya lebih efektif dan higienis guna dikonsumsi setiap harinya oleh para penerima MBG.
“Makanan bergizi gratis ini program bagus dan harus kita dukung. Tapi sistem dan cara pengelolaannya juga harus baik, supaya betul-betul sampai kepada anak-anak,” katanya.
Ia menilai, pelaksanaan MBG di lapangan masih menemui sejumlah kendala teknis, terutama dalam hal efisiensi dan kurang maksimalnya pengawasan dapur penyedia makanan.
“Sekarang satu dapur bisa mengelola ribuan porsi untuk banyak sekolah. Itu tidak efisien. Dapur sebaiknya dekat dengan lokasi sekolah agar lebih terkontrol dan kualitas makanannya tetap terjaga,” ujarnya.
KH Syehu mencontohkan sistem dapur di pesantren atau rumah makan besar yang menerapkan konsep dapur di tempat dengan pengawasan secara langsung.
“Contohnya warteg. Dapurnya terlihat, steril, cepat saji, dan kualitasnya bisa dipastikan. Pemerintah bisa meniru sistem seperti itu,” ucapnya.
Menurut dia, konsep dapur MBG terpusat yang kini melayani banyak sekolah, sangat berisiko terhadap kualitas makanan.
“Yang belum terkonsep itu sistemnya. Bagaimana makanan tetap baik sampai ke anak-anak, tanpa efek samping. Ini yang perlu dipikirkan,” sampainya.
Ia menambahkan, program MBG tidak hanya bermanfaat bagi anak-anak, tapi juga berpotensi menggerakkan ekonomi masyarakat bila dikelola dengan benar.
“Program ini luar biasa. Selain menyehatkan anak-anak secara jasmani dan rohani, juga bisa meningkatkan perekonomian masyarakat kalau dikelola dengan sistem yang baik,” tuturnya.
Dengan begitu, ia berharap pemerintah segera menindaklanjuti masukan masyarakat dan mempercepat pembenahan sistem dapur makanan bergizi tersebut.
“Dapur yang baik adalah dapur yang ada di tempatnya. Itu sudah dibuktikan oleh pesantren-pesantren dan barak-barak. Hasilnya pun lebih baik dan bermanfaat,” tukasnya. (***)
No comments
Post a Comment