| BPBD Provinsi Banten Membuka Posko Banten Peduli, Untuk Korban Bencana Alam Di Aceh, Sumatera Utara, Dan Sumatera Barat. |
SERANG - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) membuka Posko Banten Peduli sebagai pusat pengumpulan bantuan untuk korban bencana di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Posko yang berlokasi di Kantor BPBD Banten ini menjadi titik koordinasi utama bagi penyaluran bantuan dari berbagai pihak yang ingin menyumbang.
Kepala BPBD Banten, Lutfi Mujahidin, mengatakan pembukaan posko merupakan bentuk empati sekaligus tanggung jawab pemerintah daerah dalam membantu penanganan bencana di wilayah lain.
Menurut Lutfi, posko awalnya dibentuk untuk menampung bantuan dari kalangan perusahaan di Banten yang kesulitan menyalurkan bantuan secara langsung. Namun dalam perkembangannya, sejumlah warga perorangan juga turut menitipkan bantuan melalui posko tersebut.
“Awalnya memang ditujukan untuk corporate, tapi ternyata ada beberapa perorangan. Kita terima, mungkin yang bersangkutan kesulitan juga dan mempercayakan ke kami,” kata Lutfi.
BPBD Banten juga membuka rekening khusus, Rekening Banten Peduli, untuk menghimpun donasi tunai. Seluruh bantuan, baik uang maupun barang, dicatat, didokumentasikan, dan dilaporkan secara rutin setiap pukul 17.00 WIB melalui media sosial BPBD.
Sejauh ini BPBD mencatat donasi tunai telah mencapai Rp37.110.000. Sementara bantuan barang mencapai belasan ton, terdiri dari kebutuhan dasar seperti beras, selimut, dan perlengkapan darurat lainnya.
Untuk pendistribusian, BPBD Banten telah berkoordinasi dengan TNI Angkatan Laut dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Lutfi menjelaskan bahwa TNI AL telah menyiapkan sekitar enam KRI dari Pelabuhan Tanjung Priok sebagai angkutan laut menuju wilayah terdampak.
“Mereka yang menyediakan transportasi ke sana, nanti di sana dibawa ke Aceh, Sumut, dan Sumbar,” ujarnya.
Sebagian bantuan yang memungkinkan dikirim melalui jalur darat akan disalurkan ke Padang. Namun pengiriman via darat memiliki keterbatasan biaya dan akses.
“Kalau ke Sumbar saja pulang-pergi bisa menyentuh angka Rp13 juta untuk satu truk. Itu baru truknya, belum sopirnya. Kami tidak ada anggaran,” kata Lutfi.
Karena itu, sebagian besar bantuan akan dititipkan pada armada TNI AL dan BNPB. BPBD Banten juga berencana mengirim tim ke Sumatera pada hari Selasa mendatang. Namun Lutfi mengakui kondisi di lapangan cukup menantang.
Ia mencontohkan salah satu situasi di Aceh, di mana akses jalan terputus dan listrik padam total. Pengiriman melalui udara juga terbatas karena tidak tersedia lokasi pendaratan yang memadai. Bantuan yang dijatuhkan dari udara sering kali tidak tepat sasaran.
“Seperti yang beredar di medsos, barang dijatuhkan sehingga sulit juga,” ucapnya.
Sementara terkait kemungkinan pendirian posko BPBD Banten di wilayah terdampak, Lutfi menilai hal itu tidak diperlukan.
“Kalau posko di sana kayaknya tidak perlu karena sudah banyak posko selain BNPB di sana. Posko dari relawan juga ada,” ujarnya.
Posko Banten Peduli dijadwalkan beroperasi hingga sekitar 20–22 Desember 2025 sebelum periode liburan akhir tahun. Seluruh perkembangan pengumpulan bantuan dapat dipantau melalui akun Instagram dan TikTok BPBD Banten.
Lutfi berharap bantuan dari masyarakat Banten dapat meringankan kondisi korban bencana, terutama mereka yang kini menghadapi gangguan akses dan ketiadaan listrik.
“Sebetulnya ini bagian kami ikut prihatin. Yang terdampak di Aceh bukan hanya yang kena banjir saja, yang tidak kena pun juga terdampak karena akses dan listrik putus,” katanya.
(Adv)
No comments
Post a Comment